Rabu, 04 Oktober 2017

Yanuar Maula Ali





TEORI HUMANISTIK DAN SIBERNETIK

MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
                     Mata Kuliah              : Teori Belajar dan Pembelajaran
                     Dosen Pengampu      : Adnan Yusufi, M. Pd. I

Oleh:
1.    Elisa Nur Azizah              NIM 40218022              
2.    Elisa Nurani                     NIM 40218023                         
3.    Iqlimah Putri                    NIM 40218079                      
4.    Silfi Zulfa Saniya             NIM 40218049     
5.    Yanuar Maula  Ali           NIM 40218057
6.     Niska Salafi                     NIM 40218080

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BUMIAYU
2019


KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga tim Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,Kepada keluarga,sahabat dan para jejaknya hingga hari perhitngan nanti,semoga Allah SWT Menganggukan perjuangan mereka.
Amma ba’du makalah yang berjudul Teori humanistikdan sibernetik ini disusun guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Teori belajar dan pembelajaran yang diampu oleh Andan Yusufi M,Pdi jurusan pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Univesitas Peradaban. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,baik moril maupun materil. Untuk itu,tim penyusun menyamapaikan penghargaan yang setinggi-tinggiya dan ucapan terimaksih kepada semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu
Akhirnya,kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan di masa mendatang. Dan kiranya,makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal jariyah bagi tim penyusun serta pihak-pihak yang pandangannya di kutip dalam makalah ini. Aamiin
                                                                                                Bumiayu,10 juni 2019
Ketua

                                                                                                      Elisa Azizah
                                                                                                      NIM 40218022
DAFTAR ISI
                                                                                                            Halaman
Halaman sampul
Kata pengantar.................................................................................................. ii
Daftar isi........................................................................................................... iii
BAB I PEMBAHASAN.................................................................................. 1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B.     rumusan masalah sebagai berikut............................................................
C.     Tujuan dan Manfaat................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
B.     Tujuan teori belajar humanistic dan sibernetik...................................... 4
C.     Tokoh-tokoh teori belajar humanistic dan sibernetik............................ 4
D.    Prinsip-prinsip teori belajar humanistic dan sibernetik ......................... 7
E.     Aplikasi dan implikasi teori belajar humanistic dan sibernetik ............ 8
F.      Kelebihan dan kelemahan teori humanistic dan teori sibernetik.......... 11
BAB III SIMPULAN...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB I

PENDAHULUAN


Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, sebagai perubahan pengetahuannya, sikap dan tingkah laku keterampilan, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksi dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah suatau proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatau tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam 4 kelompok atau aliran meliputi :
 1. Teori belajar behavioristic
 2. Teori belajar kognitiv
 3. Teori belajar humanistic
 4. teori belajar sibernetik.
 Untuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas mengenai teori belajar humanistic dan teori belajar sibernetik.

2.    Apa tujuan  teori belajar humanistic dan sibenertik?
3.    Siapa sajakah tokoh teori belajar humanistic dan sibernetik?
4.    Bagaimana prinsip teori belajar humanstik dan sibernetik?


5.    Bagaimana aplikasi dan implikasi teori belajar humanistic dan sibernetik?
6.    Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistic dan sibenertik?

1.      Untuk mengetahui pengertian teori belajar humanistic dan sibernetik
2.      Untuk mengetahui  tujuan teori belajar humanistic dan sibenertik
3.      Untuk mengetahui tokoh teori belajar humanistic dan sibernetik
4.      Untuk mengetahui prinsip teori belajar humanstik dan sibernetik
5.      Untuk mengetahui aplikasi dan implikasi teori belajar humanistic dan sibernetik
6.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistic dan sibenertik


















BAB II

Teori belajar humanistic proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistic sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal . dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
Teori belajar sibernetik  merupakan teori belajar yang relative baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori ini,namun yang lebih penting lagi adalah system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh system informasi yang dipelajari.[1]


Pendidik membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.siswa dalam proses belajarnya di harapkan harus bisa berusaha agar mampu mencapai aktualisasi dirinya.
Tujuan dari sibernetik agar pendidik membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa,terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar informasi.
a.       Kolb
Seorang ahli penganut  humanistic membagi tahap-tahap belajar menjadi 4 yaitu :
-Tahap pengalaman konkret
Pada tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebgaimana adanya. Ia dapat melihat dan measakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya. Namun dia belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut.
-Tahap pengamatan aktif dan reflektif
Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa ang dialaminya. Dengan mengembangkan pertanyaan - pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi dan mengapa hal itu mesti terjadi. Pemahamannya terhadap perisiwa yang dialaminya semakin berkembang. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap kedua dalam proses belajar.[2]
-Tahap konseptualisasi
Tahap ketiga dalam proses belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat absraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.
-Tahap eksperimen aktif
Tahap keempat dalam peritiwa belajar menurut kolb adalah melakukan eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan kedalam situasi nyata.

b.      Maslow
Teori maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada 2 hal :
1)      Suatu usaha yang positif  untuk berkembang
2)      Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis.pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusah dan berkembang , takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi disisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, kearah berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri.[3]
Tokoh-tokoh sibernetik

a.       Landa
Landa membedakan ada 2 macam proses berfikir yaitu: proses berfikir algoritmik dan proses berfikir heuristic. Proses berfikir algoritmik yaitu proses berfikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu.
Contoh-contoh proses algoritmik misalnya, kegiatan menelepon, menjalankan mesin mobil, dan lain lain. Sedangkan proses berfikir heuristic yaitu cara berfikir devergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berfikir heuristic misalnya, pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara masalah dan lain-lain.
Proses belajarakan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan dalam istilah teori sibernetik adalah system informasi yang hendak dipelajari diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat disajikan bila dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berfikir.[4]

b.      Pask dan Scott
Pask dan scott juga termasuk penganutteori sibernetik. Menurut mereka ada 2 macama cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau menyeluruh. Penedekatan serialis yang dikemukakannya memeiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagi cara berfikir menyeluruh tidak sama dengan cara berfikir heuristic. Bedanya, cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung kegambaran lengkap sebuuah system informasi. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang diamati lebih dahulu, melainkan seluruh lukisan itu seklaigus baru sesudah itu kebagian bagian yang lebih detail. Sedangkan cara berfikir heuristic yang dikemukakan oleh landa adalah cara berfikir devergen mengarah kebeberapa aspek sekaligus. Siswa tipe wholist atau menyeluruh ini biasanya dalam mempelajari sesuatu cenderung dilakukan dari tahap yang paling umum kemudian bergerak kelebih yang khusus atau detail. Sedangkan siswa tipe serialis dalam mempelajari sesuatu cenderung menggunakan cara berfikir secara algoritmik.
Teori sibernetik sebagai teori belajar seringkali dikritik Karena lebih menekankan pada system informasi yang akan dipelajari. Sementara itu bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh system informasi yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan pandangan tersebut maka diasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan dan mengorganisasikan informasi.

a.       Prinsip teori belajar humanistic
a)      Manusia mempunyai belajar alami
b)      Belajar signifikan terjadi apabila meteri pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud tertentu
c)      Belajar yang menyangkut perubahan didalam presepsi mengenai dirinya
d)     Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil
e)      Bila ancaman itu rendah terdapat pengalaman peserta didik dalam memproleh cara
f)       Belajar yang bermakna diperoleh jika pesrta didik melakukannya
g)      Belajar lanar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
h)      Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memeberi hasil yang mendalam
i)        Kepercayaan pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan  membiasakan untuk mawas diri
j)        Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar
b.      Prinsip teori belajar sibernetik
a)      Kita semua adalah pengamat
b)      Sebagai pengamat kita selalu tertanam dalam sebuah system dan tidak dapat mengklaim pandangan dari luar
c)      Kita melakukan pengamatan melalui lensa sejarah kehidupan dan pengamatan kita tidak dapat dilakukan oleh yang lain karena kita hanya memiliki satu tubuh atau satu pikiran dan sejarah hidup yang ada adalah untuk diamati
d)      Sebagai pengamat, kita memperhatikan berbagai perbedaan dan membuat pembedaan terhadap system atau lingkungan, pengamat yang berbeda akan membuat perbedaan dalam pembedaan, memperhatikan bedanya  perbedaan-perbedaan, merancang berbagai dunia dengan latarbelakang gangguan yang menjadi informasi bagi kita[5]
e)      Informasi tidak berada dalam pengamat atau system atau lingkungan, melainkan muncul dalam suatu  proses hidup antara pengamat dan system atau pengamat.

a.       Teori belajar humanistic
a)      Aplikasi teori belajar humanistic lebih menunjuk pada ruh atau spirit secara proses pembelajaran yang mewarnai metode metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistic adalah menjadi fasilitator terhadap peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajardalam kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan belajar. Peserta didik berperam dan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri, mengembangka potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negative. Pembelajaran berdasarkan teori humanistic ini tepat untuk digunakan. Keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,perilaku dan sifat atas kemauan sendiri. Peserta iddik diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikan oleh pendapat orang dan mengatur pribadinya sendiri ssecara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan,norma, disiplin atau etika yang berlaku.
b)      Implikasi teori belajar humanistic penerapan teori humanistic lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistic adalah memjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalam belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negative.[6]

a.       Teori belajar sibernetik
a)    Aplikasi teori belajar sibernetik dalam kegiatan pembelajaran Teori belajar pengolahan informasi termsuk dalam lingkup teori kognitif yang mengemukakan bahwa belajar adalah pross internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas.Dalam mengorganisasikan pembelajaran perlu dipertimbangkan ada tidaknya prasarat belajar untuk suatu kapabilitas apakah siswa telah memiliki prasayarat belajar yang diperlukan. Ada prasyarat belajar utama yang harus dikuasai siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung yang dapat memudahkan siswa.
b)   Implikasi teori belajar sibernetik dalam kegiatan pembelajaran Implikasi teori belajar merupakan suatu bagian bagian terpenting dari teknologi pendidikan yang memiliki potensi cukup besar dalam mengoptimalisasikan peningkatan pendidikan dengan memanfaatkan factor factor yang tersedia yaitu sarana dan prasarana. Implikasi teori sibernetik terhadap proses pembelajaran hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang kegiatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang,memberikan bimbingan belajar,mendorong untuk kerja dan menilai untuk kerja.

1.      Kelebihan dari humanistic
a.       Tumbuhnya kreatifitas peserta didik
a)      Dengan belajar aktif dan mengenali diri maka kreatifitas yang sesuai dengan karakternya akan muncul dengan sendirinya. Dengan begitu akan muncul keragaman karya. Jika berlanjut kepada nilai jual misalnya maka itu juga akan menambah pemasukan atau paling tidak ada perasaan senang karena karyanya dihargai
b)      Semakin canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembangan belajarnya Canggihnya teknologi ternyata mampu membangun motivasi dalam diri peserta didik untuk belajar. Hal inilah yang membuat pikirannya terasa untuk menemukan pengetahuan baru
c)      Tugas guru berkurang Dengan peserta didik yang melibatkan dirinya dalam proses belajar itu juga akan mengurangi tugas guru karena guru hanyalah fasilitator peserta didik. Guru tidak lagi memberikan ceramah yang panjang, cukup dengan memberikan pengarahan-pengarahan
d)     Mendekatkan satu dengan yang lainnya Bimbingan guru kepada peserta didik akan mempererat hubungan antar keduanya. Seringnya berkomunikasi akan menciptakan suasana yang nyaman karena peserta didik tidak merasa takut atau tertekan. Begitupun antar peserta didik. Berdiskusi atau belajar kelompok akan membuat persahabatan semakin erat, memahami satu sama lain, menghargai perbedaan dan menumbuhkan rasa tolong menolong.[7]

2.      Kelemahan dari humanistic
a.       Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran
Guru biasanya tidak memberikan informasi yang lengkap sehingga peserta didik yang kurang referensi akan kesulitan untuk belajar.
b.      Kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan
Missal saja guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi sesuai kelompok, pasti ada beberapa peserta didik yang mengandalkan teman atau tidak mau bekerja bersama.
c.       Pemusatan pemikiran akan berkurang
Dalam hal ini guru tidak sepenuhnya mengawasi kerena system belajar yang seperti ini adalah siswa yang berperan aktif menggali potensi, sehingga peserta didik akan memanfaatkan keadaan yang ada. Missal dalam mencari referensi menggunakan internet peserta didik malah bermain sosial media. Secara otomatis pemusatan pikiran dalam belajar akan terganggu.
d.      Kecurangan – kecurangan yang semakin menjadi tradisi
Dalam pembuatan tugas peserta didik yang malas akan berinisiatif mengcopy pekerjaan temanya. Ini akan mengurangi kepercayaan guru maupun temannya.[8]

3.      Kelebihan dari sibernetik
a.       Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
b.      Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
c.       Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
d.      Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
e.       Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya, control belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu, dan
f.       Balikan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat untuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.[9]

4.      Kelemahan dari sibernetik
Sedangkan kelemahan  teori sibernetik adalah terlalu menekankan pada system informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar. Teori sibernetik dikritik sebab tidak membahas proses belajar secara langsung sehingga hal ini menyulitkan penerapannya. Jika teori humanistic lebih dekat kedunia filsafata, teori sibernetikini lebih dekat ke psikologi dan informasi. Selain itu pemahaman kita terhadap mekanisme kerja otak masih terbatas mengakibatkan pengetahun tentang bagaimana informasi diolah menjadi sangat terbatas.


SIMPULAN

Teori humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta ddidk mampu mengembangkan potensi dirinya. Tokoh dalam teori ini adalah kolb dan maslow.plikasi dalam teori ini, siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani,tidak terikat terhadap orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku. Serta guru hanya sebagai fasilitator.
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relative baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya.teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi. Teori ini mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang dipelajari. Olehkarena itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi. Teori ini kemudian dikembangkan oleh tokoh-tokoh aliran teori sibernetik antara lain landa, pask dan scott berdasarkan konsepsi-konsepsinya. Konsepsi landa dengan model pendekatan tipe serialis dan wholist. Selanjutnya, teori sibernetik dipertegas melalui aplikasi teori pengolahan informasi dalam pembelajaran antara lain dirumuskan dalam teori gagne dan briggs yang mendeskripsikan adanya kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran dan pengorganisasian atau urutan pembelajaran.





DAFTAR PUSTAKA


Siregar,Hartinisara (2011) Teori belajar dan pembelajaran Bogor,Galia Indonesia
Budiningsih Asri (2012) Belajar dan pembelajaran Jakarta :Rineka Cipta
Sukarjo (2012) Landasan pendidikan konsep dan amplikasinya Jakarta : Rajawali Pres
Noviani asparagus ( 2015 ) Teori humanistik dan sibernetik Jambi : Jurnal















LAMPIRAN-LAMPIRAN


Description: C:\Users\ASUS\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\20190612_115646.jpg






[1]Siregar,Hartini sarah,Teori belajar dan pembelajaran (Bogor,Galiah indonesia,2011),hal 23
[2]Siregar,Hartini sarah,Teori belajar dan pembelajaran (Bogor,Galiah indonesia,2011),hal 23

[3]Siregar,Hartini sarah,Teori belajar dan pembelajaran (Bogor,Galiah indonesia,2011),hal 25

[4] Budiningsih asri ( 2012 ),Belajar dan Pembelajaran Jakarta : Rineka Cipta,hal 20
[5] Budiningsih asri, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta,2012),hal 23
[6]  Budiningsih asri,Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2012).hal 24
[7] Noviayani asparagus teori humanistik dan zibernetik (jami:jurnal,2015 ). Hal 19
[8] Noviayani asparagus teori humanistik dan zibernetik (jami:jurnal,2015 ). Hal 22



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROFIL LENGKAP YANUAR MAULA ALI

Otobiografi lengkap Yanuar Maula Ali Daftar Riwayat Hidup Nama                                   : Yanuar Maula A;i Tempat Tand...