TEORI HUMANISTIK DAN SIBERNETIK
MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah :
Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Adnan Yusufi, M. Pd. I
Oleh:
1. Elisa Nur Azizah NIM 40218022
2. Elisa Nurani NIM 40218023
3. Iqlimah Putri NIM 40218079
4. Silfi Zulfa Saniya NIM 40218049
5. Yanuar Maula Ali NIM
40218057
6. Niska Salafi NIM 40218080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BUMIAYU
2019
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang memberikan
Taufiq dan Hidayah-Nya sehingga tim Penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini.Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,Kepada
keluarga,sahabat dan para jejaknya hingga hari perhitngan nanti,semoga Allah
SWT Menganggukan perjuangan mereka.
Amma ba’du makalah yang
berjudul Teori humanistikdan sibernetik ini disusun guna memenuhi tugas
terstruktur kelompok pada mata kuliah Teori belajar dan pembelajaran yang
diampu oleh Andan Yusufi M,Pdi jurusan pendidikan guru sekolah dasar fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan Univesitas Peradaban. Penulisan makalah ini juga
dimaksudkan sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam
penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak,baik moril maupun materil. Untuk itu,tim penyusun menyamapaikan
penghargaan yang setinggi-tinggiya dan ucapan terimaksih kepada semua pihak
yang tidak disebutkan satu persatu
Akhirnya,kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan di
masa mendatang. Dan kiranya,makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga
Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal jariyah bagi tim
penyusun serta pihak-pihak yang pandangannya di kutip dalam makalah ini. Aamiin
Bumiayu,10 juni 2019
Ketua
Elisa
Azizah
NIM
40218022
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
sampul
Kata
pengantar.................................................................................................. ii
Daftar
isi........................................................................................................... iii
BAB
I PEMBAHASAN.................................................................................. 1
B.
rumusan
masalah sebagai berikut............................................................
C.
Tujuan
dan Manfaat................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................. 3
B.
Tujuan
teori belajar humanistic dan sibernetik...................................... 4
C.
Tokoh-tokoh
teori belajar humanistic dan sibernetik............................ 4
D.
Prinsip-prinsip
teori belajar humanistic dan sibernetik ......................... 7
E.
Aplikasi
dan implikasi teori belajar humanistic dan sibernetik ............ 8
F.
Kelebihan
dan kelemahan teori humanistic dan teori sibernetik.......... 11
BAB
III SIMPULAN...................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar bukan hanya menghafal dan
bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk, sebagai perubahan pengetahuannya, sikap dan
tingkah laku keterampilan, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksi dan daya
penerimaanya. Jadi belajar adalah suatau proses yang aktif, proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang
diarahkan pada suatau tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada
siswa.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu
teori dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam 4 kelompok atau
aliran meliputi :
1. Teori belajar behavioristic
2. Teori belajar kognitiv
3. Teori belajar humanistic
4. teori belajar sibernetik.
Untuk memahami lebih lanjut
maka dalam makalah ini akan membahas mengenai teori belajar humanistic dan
teori belajar sibernetik.
2.
Apa
tujuan teori belajar humanistic dan
sibenertik?
3.
Siapa
sajakah tokoh teori belajar humanistic dan sibernetik?
4.
Bagaimana
prinsip teori belajar humanstik dan sibernetik?
5.
Bagaimana
aplikasi dan implikasi teori belajar humanistic dan sibernetik?
6.
Apa
kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistic dan sibenertik?
1.
Untuk
mengetahui pengertian teori belajar humanistic dan sibernetik
2.
Untuk
mengetahui tujuan teori belajar
humanistic dan sibenertik
3.
Untuk
mengetahui tokoh teori belajar humanistic dan sibernetik
4.
Untuk
mengetahui prinsip teori belajar humanstik dan sibernetik
5.
Untuk
mengetahui aplikasi dan implikasi teori belajar humanistic dan sibernetik
6.
Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistic dan sibenertik
BAB II
Teori belajar humanistic proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori
belajar humanistic sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian
filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, daripada bidang kajian psikologi
belajar. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada
proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang
konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta
tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal . dengan kata lain,
teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling
ideal daripada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti
yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
Teori
belajar sibernetik merupakan teori
belajar yang relative baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.
Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut
teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil
belajar. Proses belajar memang penting dalam teori ini,namun yang lebih penting
lagi adalah system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa.
Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan
berlangsung, sangat ditentukan oleh system informasi yang dipelajari.[1]
Pendidik
membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing
individu untuk mengenal diri mereka sendiri dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.siswa dalam proses belajarnya di
harapkan harus bisa berusaha agar mampu mencapai aktualisasi dirinya.
Tujuan
dari sibernetik agar pendidik membantu siswa untuk mencapai tujuan belajarnya
secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa,terutama
unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar informasi.
a.
Kolb
Seorang
ahli penganut humanistic membagi
tahap-tahap belajar menjadi 4 yaitu :
-Tahap
pengalaman konkret
Pada
tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat
mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebgaimana adanya. Ia dapat
melihat dan measakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan
apa yang dialaminya. Namun dia belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa
tersebut.
-Tahap
pengamatan aktif dan reflektif
Tahap
kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin
mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa ang dialaminya.
Dengan mengembangkan pertanyaan - pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi dan
mengapa hal itu mesti terjadi. Pemahamannya terhadap perisiwa yang dialaminya
semakin berkembang. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada
tahap kedua dalam proses belajar.[2]
-Tahap
konseptualisasi
Tahap
ketiga dalam proses belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat
absraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang
sesuatu yang menjadi objek perhatiannya.
-Tahap
eksperimen aktif
Tahap
keempat dalam peritiwa belajar menurut kolb adalah melakukan eksperimentasi
secara aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan
konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan kedalam situasi nyata.
b.
Maslow
Teori
maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada 2 hal :
1)
Suatu
usaha yang positif untuk berkembang
2)
Kekuatan
untuk melawan atau menolak perkembangan itu
Maslow
mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
yang bersifat hierarkis.pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusah dan berkembang , takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan
sebagainya, tetapi disisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih
maju ke arah keutuhan, keunikan diri, kearah berfungsinya semua kemampuan,
kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri.[3]
Tokoh-tokoh sibernetik
a.
Landa
Landa
membedakan ada 2 macam proses berfikir yaitu: proses berfikir algoritmik dan
proses berfikir heuristic. Proses berfikir algoritmik yaitu proses berfikir
yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target
tujuan tertentu.
Contoh-contoh
proses algoritmik misalnya, kegiatan menelepon, menjalankan mesin mobil, dan
lain lain. Sedangkan proses berfikir heuristic yaitu cara berfikir devergen,
menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang
mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan
cara berfikir heuristic misalnya, pemilihan atribut geometri, penemuan
cara-cara masalah dan lain-lain.
Proses
belajarakan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari
atau masalah yang hendak dipecahkan dalam istilah teori sibernetik adalah
system informasi yang hendak dipelajari diketahui ciri-cirinya. Materi
pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur,
linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat
disajikan bila dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk
berimajinasi dan berfikir.[4]
b.
Pask
dan Scott
Pask
dan scott juga termasuk penganutteori sibernetik. Menurut mereka ada 2 macama
cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau menyeluruh.
Penedekatan serialis yang dikemukakannya memeiliki kesamaan dengan pendekatan
algoritmik. Namun apa yang dikatakan sebagi cara berfikir menyeluruh tidak sama
dengan cara berfikir heuristic. Bedanya, cara berfikir menyeluruh adalah
berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung kegambaran lengkap sebuuah
system informasi. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang diamati
lebih dahulu, melainkan seluruh lukisan itu seklaigus baru sesudah itu kebagian
bagian yang lebih detail. Sedangkan cara berfikir heuristic yang dikemukakan
oleh landa adalah cara berfikir devergen mengarah kebeberapa aspek sekaligus.
Siswa tipe wholist atau menyeluruh ini biasanya dalam mempelajari sesuatu
cenderung dilakukan dari tahap yang paling umum kemudian bergerak kelebih yang
khusus atau detail. Sedangkan siswa tipe serialis dalam mempelajari sesuatu
cenderung menggunakan cara berfikir secara algoritmik.
Teori
sibernetik sebagai teori belajar seringkali dikritik Karena lebih menekankan
pada system informasi yang akan dipelajari. Sementara itu bagaimana proses
belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh system informasi
yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi,
pemikir, dan pencipta. Berdasarkan pandangan tersebut maka diasumsikan bahwa
manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan dan mengorganisasikan
informasi.
a.
Prinsip
teori belajar humanistic
a)
Manusia
mempunyai belajar alami
b)
Belajar
signifikan terjadi apabila meteri pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi
dengan maksud tertentu
c)
Belajar
yang menyangkut perubahan didalam presepsi mengenai dirinya
d)
Tugas
belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecil
e)
Bila
ancaman itu rendah terdapat pengalaman peserta didik dalam memproleh cara
f)
Belajar
yang bermakna diperoleh jika pesrta didik melakukannya
g)
Belajar
lanar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
h)
Belajar
yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memeberi hasil yang mendalam
i)
Kepercayaan
pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri
j)
Belajar
sosial adalah belajar mengenai proses belajar
b.
Prinsip
teori belajar sibernetik
a)
Kita
semua adalah pengamat
b)
Sebagai
pengamat kita selalu tertanam dalam sebuah system dan tidak dapat mengklaim
pandangan dari luar
c)
Kita
melakukan pengamatan melalui lensa sejarah kehidupan dan pengamatan kita tidak
dapat dilakukan oleh yang lain karena kita hanya memiliki satu tubuh atau satu
pikiran dan sejarah hidup yang ada adalah untuk diamati
d)
Sebagai pengamat, kita memperhatikan berbagai
perbedaan dan membuat pembedaan terhadap system atau lingkungan, pengamat yang
berbeda akan membuat perbedaan dalam pembedaan, memperhatikan bedanya perbedaan-perbedaan, merancang berbagai dunia
dengan latarbelakang gangguan yang menjadi informasi bagi kita[5]
e)
Informasi
tidak berada dalam pengamat atau system atau lingkungan, melainkan muncul dalam
suatu proses hidup antara pengamat dan
system atau pengamat.
a.
Teori
belajar humanistic
a)
Aplikasi
teori belajar humanistic lebih menunjuk pada ruh atau spirit secara proses
pembelajaran yang mewarnai metode metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistic adalah menjadi fasilitator terhadap peserta didik
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajardalam
kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta
didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan belajar. Peserta
didik berperam dan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,
mengembangka potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negative. Pembelajaran berdasarkan teori humanistic ini tepat untuk
digunakan. Keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,perilaku
dan sifat atas kemauan sendiri. Peserta iddik diharapkan menjadi manusia yang
bebas, berani, tidak terikan oleh pendapat orang dan mengatur pribadinya
sendiri ssecara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan,norma, disiplin atau etika yang berlaku.
b)
Implikasi
teori belajar humanistic penerapan teori humanistic lebih menunjuk pada ruh
atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang
diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistic adalah memjadi fasilitator
bagi para peserta didik sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna belajar dalam kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalam
belajar kepada peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh
tujuan pembelajaran. Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student
center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta
didik memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri yang bersifat negative.[6]
a.
Teori
belajar sibernetik
a)
Aplikasi
teori belajar sibernetik dalam kegiatan pembelajaran Teori belajar pengolahan
informasi termsuk dalam lingkup teori kognitif yang mengemukakan bahwa belajar
adalah pross internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan
perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja
manusia mempunyai kapasitas yang terbatas.Dalam mengorganisasikan pembelajaran
perlu dipertimbangkan ada tidaknya prasarat belajar untuk suatu kapabilitas
apakah siswa telah memiliki prasayarat belajar yang diperlukan. Ada prasyarat
belajar utama yang harus dikuasai siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung
yang dapat memudahkan siswa.
b)
Implikasi
teori belajar sibernetik dalam kegiatan pembelajaran Implikasi teori belajar
merupakan suatu bagian bagian terpenting dari teknologi pendidikan yang
memiliki potensi cukup besar dalam mengoptimalisasikan peningkatan pendidikan
dengan memanfaatkan factor factor yang tersedia yaitu sarana dan prasarana.
Implikasi teori sibernetik terhadap proses pembelajaran hendaknya menarik
perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang kegiatan
pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang,memberikan bimbingan
belajar,mendorong untuk kerja dan menilai untuk kerja.
1.
Kelebihan
dari humanistic
a.
Tumbuhnya
kreatifitas peserta didik
a)
Dengan
belajar aktif dan mengenali diri maka kreatifitas yang sesuai dengan
karakternya akan muncul dengan sendirinya. Dengan begitu akan muncul keragaman
karya. Jika berlanjut kepada nilai jual misalnya maka itu juga akan menambah
pemasukan atau paling tidak ada perasaan senang karena karyanya dihargai
b)
Semakin
canggihnya teknologi maka akan semakin maju perkembangan belajarnya Canggihnya
teknologi ternyata mampu membangun motivasi dalam diri peserta didik untuk
belajar. Hal inilah yang membuat pikirannya terasa untuk menemukan pengetahuan
baru
c)
Tugas
guru berkurang Dengan peserta didik yang melibatkan dirinya dalam proses
belajar itu juga akan mengurangi tugas guru karena guru hanyalah fasilitator
peserta didik. Guru tidak lagi memberikan ceramah yang panjang, cukup dengan
memberikan pengarahan-pengarahan
d)
Mendekatkan
satu dengan yang lainnya Bimbingan guru kepada peserta didik akan mempererat
hubungan antar keduanya. Seringnya berkomunikasi akan menciptakan suasana yang
nyaman karena peserta didik tidak merasa takut atau tertekan. Begitupun antar
peserta didik. Berdiskusi atau belajar kelompok akan membuat persahabatan
semakin erat, memahami satu sama lain, menghargai perbedaan dan menumbuhkan
rasa tolong menolong.[7]
2.
Kelemahan
dari humanistic
a.
Pemahaman
yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran
Guru
biasanya tidak memberikan informasi yang lengkap sehingga peserta didik yang
kurang referensi akan kesulitan untuk belajar.
b.
Kebebasan
yang diberikan akan cenderung disalahgunakan
Missal
saja guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi sesuai kelompok, pasti ada
beberapa peserta didik yang mengandalkan teman atau tidak mau bekerja bersama.
c.
Pemusatan
pemikiran akan berkurang
Dalam
hal ini guru tidak sepenuhnya mengawasi kerena system belajar yang seperti ini
adalah siswa yang berperan aktif menggali potensi, sehingga peserta didik akan
memanfaatkan keadaan yang ada. Missal dalam mencari referensi menggunakan
internet peserta didik malah bermain sosial media. Secara otomatis pemusatan
pikiran dalam belajar akan terganggu.
d.
Kecurangan
– kecurangan yang semakin menjadi tradisi
Dalam
pembuatan tugas peserta didik yang malas akan berinisiatif mengcopy pekerjaan
temanya. Ini akan mengurangi kepercayaan guru maupun temannya.[8]
3.
Kelebihan
dari sibernetik
a.
Cara
berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
b.
Penyajian
pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
c.
Kapabilitas
belajar dapat disajikan lebih lengkap
d.
Adanya
keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
e.
Adanya
transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya, control belajar
memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu, dan
f.
Balikan
informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat untuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.[9]
4.
Kelemahan
dari sibernetik
Sedangkan
kelemahan teori sibernetik adalah
terlalu menekankan pada system informasi yang dipelajari, dan kurang
memperhatikan bagaimana proses belajar. Teori sibernetik dikritik sebab tidak
membahas proses belajar secara langsung sehingga hal ini menyulitkan
penerapannya. Jika teori humanistic lebih dekat kedunia filsafata, teori
sibernetikini lebih dekat ke psikologi dan informasi. Selain itu pemahaman kita
terhadap mekanisme kerja otak masih terbatas mengakibatkan pengetahun tentang
bagaimana informasi diolah menjadi sangat terbatas.
SIMPULAN
Teori
humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusia serta peserta ddidk mampu mengembangkan potensi dirinya.
Tokoh dalam teori ini adalah kolb dan maslow.plikasi dalam teori ini, siswa
diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani,tidak terikat terhadap orang lain
dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi
hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang
berlaku. Serta guru hanya sebagai fasilitator.
Teori belajar
sibernetik merupakan teori belajar yang relative baru dibandingkan teori-teori
belajar lainnya.teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan
informasi. Teori ini mementingkan system informasi dari pesan atau materi yang
dipelajari. Olehkarena itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu
jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar
sangat ditentukan oleh system informasi. Teori ini kemudian dikembangkan oleh
tokoh-tokoh aliran teori sibernetik antara lain landa, pask dan scott
berdasarkan konsepsi-konsepsinya. Konsepsi landa dengan model pendekatan tipe
serialis dan wholist. Selanjutnya, teori sibernetik dipertegas melalui aplikasi
teori pengolahan informasi dalam pembelajaran antara lain dirumuskan dalam
teori gagne dan briggs yang mendeskripsikan adanya kapabilitas belajar,
peristiwa pembelajaran dan pengorganisasian atau urutan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar,Hartinisara (2011) Teori belajar dan pembelajaran Bogor,Galia
Indonesia
Budiningsih Asri (2012) Belajar dan pembelajaran Jakarta
:Rineka Cipta
Sukarjo (2012) Landasan pendidikan konsep dan amplikasinya
Jakarta : Rajawali Pres
Noviani asparagus ( 2015 ) Teori humanistik dan sibernetik
Jambi : Jurnal
LAMPIRAN-LAMPIRAN
[1]Siregar,Hartini
sarah,Teori belajar dan pembelajaran (Bogor,Galiah indonesia,2011),hal 23
[2]Siregar,Hartini
sarah,Teori belajar dan pembelajaran (Bogor,Galiah indonesia,2011),hal 23
[3]Siregar,Hartini
sarah,Teori belajar dan pembelajaran (Bogor,Galiah indonesia,2011),hal 25
[4] Budiningsih
asri ( 2012 ),Belajar dan Pembelajaran Jakarta : Rineka Cipta,hal 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar